Rabu, 01 Agustus 2012

Teman!?

Mungkin kata kata ini sering kali kita dengar di telinga atau sepintas terlintas di penglihatan.. Pertemananpun terkadang juga tak selamanya menjadi teman. Kadang juga teman bisa menjadi saudara, sahabat, keluarga dan juga terkadang bisa menjadi penipu ulung lidah pelacur dalam pertemanan.. 


Pertemananpu juga terkadang seperti musim penghujan dan musim kemarau, ketika halnya dia mempunyai apa yang dia punya. Pertemananpun seakan menguak begitu saja dengan sendirinya mengoarkan kata kata friendship atau respect di suaranya.. Dan ketika apa yang dia punya itu telah tiada. pertemananpun terkadang bias, seperti halnya Speaker Tape yang sedikit kurang terawat termakan karat..Terkadang juga pertemananpun datang dengan sendirinya.. Entah itu lewat dari Sinyal Udara, entah itu lewat dari tempat situasi dan entah itu dengan sendirinya dari obrolan obrolan.. Hingga satu sama lain menjadi tau mengenal dan meski terkadang tak mau kenal! lagi... begitu indah pertemanan yang dahulu kita jalin bersama, di saat waktu luang yang cukup kosong… lalu disibukannya dengan adanya kalian yang selalu menggugah tidurku untuk bermain lebih lanjut dan terkadang lupa waktu untuk bergegas istirahat pulang. Sampai sampai orang tua kita mencari keberadaan kita di tengah tengah keasikannya kita bermain (kecil dahulu).. kesana kemari mencari tau apa yang lebih baru untuk di mainkan, meski adapun rutinitas mainan yang selalu dimainkan di saat waktu yang tepat untuk dimainkan. Hingga tak ada habis habisnya jika halnya bicara untuk “bermain”.. tak jauh beda pada pertemanan MERAH PUTIH, PUTIH BIRU, ABU PUTIH seperti halnya musim tanam dan musim panen tiba.. di saat musim tanam, pertemananpun mulai merajut sebagaimana mestinya membuat kain dengan cara tradisonal ‘tenun’. Dan ketika musim panen tiba, perpisahan antara padi, tanah dan batang terpisah sampai bibitpun tertanam kembali. hingga banyaknya teman terkadang tak tau mana temannya sendiri, yang dulu kenal hingga kini cenderung bertanya “masihkah ku kenal dengannya?” emmhh.. kabar apa disana teman?? Apa kabarmu kini teman?? Masih ingat dengan ku sobat??! Tinggal dimana sekarang?? Iahhhh masih “goyang ajah nihh”…

Ragil Tirto Adhi Soerjo..

Sabtu, 28 Juli 2012

Sampah Kereatif

Di hari yang cukup cerah ini yang di hiasi kepenatan waktu pada situasi EKONOMI yang tertekan menghantui di setiap tidur pulas. saya sedikit mencoba berimajinasi dalam hal ini adalah SAMPAH!, bagaimana caranya sampah bisa berguna menjadi hiasan rumah atau koleksi dingding atau apalah yang bisa membuat suasana indah meski itu dari sampah. sampah disini adalah "Kardus" bekas yang kian menumpuk di rumah dan ketika pada setiap di kilonya gak sebanding dengan jumlah bnyaknya kardus itu di kilo ke tukang gresek keliling' emmmmh... dalam hal ini saya mencoba untuk kreatif dan mencari cari pada 'Mbah google', kerajinan daur ulang kardus bisanya bisa di buat apa sajah?.. dan akhirnya saya tertarik untuk mencoba membuat vespa klasik pada temuan dari search di mbah google dan mulai membikinnya meski tak sebagus hasil yang di harapkan... nah' namannya juga belajar, gak langsung instan bagus dan layak untuk di pajang ataupun di jual.. hahaha #ngarep.. semuanya harus perlu yang namanya 'Proses' dalam suatu proses pun gak mudah seperti mie Instan yang sepenuhnya instan.. hingga pada akhirnya bermunculan ide ide baru untuk membuat lagi dan lagi karya dari kardus, yang pada segelintir orang mungkin karya ini tak layak atau gak bagus.. tapi menurut saya 'sebuah karya di muka bumi ini tidak ada yang tidak bagus', mengapa?? karena tuhanpun menciptakan bumi beserta isinya tidak ada yang tidak guna ", seperti bumipun dapat lapang dan bisa menampung dari hal yang kotor ataupun berengsek sekalipun (hahahaha) :D.. disamping mengisi waktu ngabuburit juga, mungkin kekosongan waktu ini adalah waktu yang pas atau cocok untuk ngabuburit pada bulan ramadan ini untuk berimajinasi dengan sampah kardus.. hehe :)
























Ragil Tirto Adhi Soerjo..

Jumat, 29 Juni 2012

Terlahir!


TERLAHIR!

Kini.. esok.. dan dahulu yang terlahirkan, makhluk kecil yang selalu berada di peradaban putaran siklus alam.. dari kecil tumbuh merangkang hingga dapat berjalan.  dan suara suara mungil hingga teriakan teriakan terekam dalam ruang penyimpan, hingga mempertanyakan mengapa aku terlahirkaan????...

Ayah dan Ibu yang melahirkan, di suatu waktu  jam tanggal bulan tahun ku di lahirkan. tepatnya pada senin, 9 september  1991 silam ku bertannya kapan ku dilahirkan??? dan Ayah Ibu ku menjawab demikian. meski pada penghujung jalan, makhluk kecil akan kembali pada ketiadaan..

waktu yang tak kunjung berhenti untuk di hentikan sejenak oleh baterai penghantar energi, membuat matahari yang selalu muncul awal terbit lebih pagi untuk terhianati.. perpindahan tempatpun kerap berkali kali mengusik nyenyaknnya tidurku untuk berannjak ke pangkuan Ayah dan Ibuku.. tak heran teman pun kini berganti kedepan, belakang, tengah hingga pada akhirnya ke depan.. menjalin cerita cerita pedek ‘cerpen’ yang mungkin bahasa tren nya saat itu.. hingga pertemanan pun seperti musim penghujan dan kemarau..
(1997)
beranjak duduk di bangku dasar dekat tempat ku dilahirkan, ku memulai pendidikan yang mungkin tak seberuntung sebagian teman ku bisa untuk di didikan.. menjalin pertemanan baru selayaknnya orang pindahaan rumah dan berbagi cerita, meski wacanannya agak sedikit kesana kemari tak tau arah kemana untuk berhenti.. awal yang sangat haru dimana para orang tua murid menunnggu anaknnya pulang di saat pembelajaran usai ketika lonceng berbunyi bertingkah sebagai mana mestinya bertingkah.. hingga akhirnya ku payah untuk mendapatkan cerita koran di sekolah dasar yang selalu ku kunjunggi dan bersinggah di kursi meja penghalang..
yah, perasaannya sih senang, meski tak ku dapatkan intisari cerita Koran tersebut.. sampai suatu ketika lagi lagi ku konyol dan sedikit membanyol bersuara di hadapan pengajar meneriakan dasar suatu Negara yang semestinya ada 5 butir.. entah ku sedang mengigo atau sedang berilusi karena di situasi itu suasanannya sedang berebutan suara prestasi, sewaktu ku sedang di pertengahaan dasar..  (asal jeplak ajah nih!) seperti halnya adu gambar ketika waktu istirahat tiba.. atau adu kelereng yang selalu ku mainkan di solokan kering samping kelasku...  dan kejadian konyol lagi ketika teman ku tak mampu mengerjakan soal matematika tepatnnya di samping ku, dan ku tawarkan pemikiranku untuk ku jual dengan harga 500Rp / 2 soal.. yang pada akhirnnya jawabannya hannya satu yang benar di setiap 2 soal..ia pun berkata ‘teu baraleg jawaban teh’ tutur teman sebangku ku  haha.. ketika itu pula cerita pendek konyol di saat terik matahari yang cukup membakar kulit ku hingga gosong dan tak pernah letih untuk memainkan “galah jidar”  di pengujung lompatan panjang dan ku coba untuk mendarat tak sampai, memaksakan diri untuk terjang lebih jauh berhenti di lintasan galah terjatuh hingga pulang menjingjing tangan yang agak sedikit terkilir sambil tertawa meneteskan air mata dan ku tak tau lagi hal hal yang konyol membanyol di ruang pinyimpan rekaman ku yang sedikit kurang terawat ini. Sampai di waktu yang cukup menyenangkan hingga puncak akhir sekolah dasar akan berakhir, seakan tak ada lagi senyuman di semua murid.. yang ada hanyalah kerutan jidat murid terfokus pada soal penguji kelulusan.. lalu hingga sampai hari yang dinantipun tiba dengan kertas hasil kelulusan pun mengabarkan surat kabar kelulusan di kelas..
(2003)
Waktu yang begitu amat tersimpan di ruang penyimpan, disaat awal perpuncakan dewasa ku banyak berhayal. Walaupun sejak itu para teman telah terdominasi oleh ponsel ponsel genggam yang bernuansa maraknnya moderenitas. Namun sejak itu ku tak tertarik dan melirik ponsel ponsel yang mernak mernik karena sejak itu belum sangat terbutuhkan. Awal baru pembelajaran yang mungkin agak sedikit kaku kembali menghadapi para guru berdialog di depan kelas dengan berbicara memotivasi kedepan untuk lebih giat dalam pembelajaran. Saat itulah ku sedikit tersentuh dengan rayuan maut sang guru untuk bisa lebih berubah yang dahulu ku tak dapat prestasi kelas hingga sedikitnnya mendapatkannya, hingga merasakan hanggatnnya kasih sayang seorang ibu di dekapan pelukannya. Dan di selah itulah kerasnnya ku didik di rumah hingga tertekan dalam tuntutan seakan membisu terlebih bannyak bersuara dalam rekaman hati music studio. Tak seperti awalan masuk jenjang menengah dengan bebas ku melakukan sesuka hati hingga waktupun tiba ku di jewer kedepan bertiga tepatnnya yang duduk di belakang bersama 3 orang lainnya yang bertutur nilai kamu akan muncul di rapot dengan prestasi angka 5. ‘wah kacau’ tapi pada akhirnnya ku tak senasib dengan rekan ku yang muncul angka sial itu di rapot, dan ku mendapatkan angka 6. Awal dari kenakalan yang sangat mengesan di selah kesibukan belajar di Awal ku mengenal air yang tak begitu ku suka, awal ku mengenal ranting kering yang selalu di jual di setiap warung warung belokan, awal ku mengenal apa itu berkelahi, bermain dan tertawa.. sampai ku tak tau apa itu sebuah pelengkap di masa saat itu, hingga ku baku untuk bertannya jawab dengan lawan jenisku meski di selah benak ku saat tidak berhadapan ingin untuk bertannya dan bercerita. Hingga di akhiri dengan kesibukan gesek gitar yang mungkin terasuki oleh suara sound tape sejak mendapatkan prestasi dan bernazar untuk meminta apa yang di inginkan. Kian memulai dari keahlian yang berbanding balik dari kepintaran! Ku untuk berfikir, tiada hari tanpa gesek senar bolong dan hancur termakan usiannya berputar dari tangan ke tangan pemakai hingga menjadi kayu bakar, Dan waktu berakhirpun begitu cepat tiba di pengunjung kesenanganpun di selahnnya menemani. dengan berkelanjutannya cerita saat yang di nanntikan tiba di waktu penguji soal dinaspun tiba. Hingga para guru sibuk untuk menyiapkan coretan kertas kecil untuk menjadi penentu akhir dan lanjut sebuah cerita di masa saat itu, seakan ku teringat di ruang perpus di temani oleh teman ku dan penjaga perpus yang cukup terbilang kutubuku.. namun ku tak seberuntung rekanku saat ini yang terbilang tempat adalah yang menentukan kelulusan itu dengan hasil memuaskan dari pada si rajin. Dan lagi lagi surat kabar pun memberitakan kelulusan ku, hingga berakhir di wisata pantai yang cukup ku singgahi melepas rindu yang entarnnya tak akan berjumpa kembali walaupun bisa bertemu kembali di pengujung jalan yang waktunya berbenturan dengan kesibukan akan datang.
(2006)
awal aku termakan tekhnologi!.. yang kian tertinggal seperti ter salip oleh motor matic, Melihat rekan yang mahir dalam pengoprasian tekhnologi. Awal awal yang sangat cukup terdidik bernuansa prajurit terpincir pincir menghindari senapan si pembidik, Hingga harus terbilang rapih dalam berpenampilan/ berpakaian. Berusaha terampil dalam industry untuk mendapatkan langsung pekerjaan di masa kelak yang katannya menjanjikan. Di senin pagi yang slalu tak luput dari barisannya di susun oleh pengawal pasukan perapih barisan dan di temani kawan canda meski terbilang harus diam menghayati ritual menghormati leluhur perjuangan kita yang dulu mempertahankan tanah air dalam sejarah penjajahan. Lagi lagipun penyakit bulanan ku kambuh di saat hawannya tak mendukung untuk melaksanakan penghormatan pada senin pagi itu. Hingga para preman guru guru menyisir setiap pergerakan yang ada di dalam kelas dan pada saat itu di satu kelas yang berhalangan ada 2 orang yaitu saya dan teman, tak bisa untuk mengikuti.. namun para pengawal singa liarpun tiba di waktu ku saat beristirahat dengan memegang gusiku yang kumat.. tanpa mengenal kompromi, aku dan teman ku di giring ke lapang penghormatan. yang cukup terbilang akan usai, hingga ku di jemur seperti ikan laut setelah tertangkap jarring nelayan dan di lucuti tanpa mengenakan baju sergam. tak ada lagi tutur alasan yang di sambut hanyalah telapak tangan besar yang menempel tepat di pipi tonjolan gusi yang sedikit membengkak (asu banget!).
di satu pertengahan masuk pembelajaran, atappun seakan menatap trik penerang surya di kabuti asap hiungan. Di saat itulah mengevaluasi diri memlonjaknnya semangat, meski sekill ku terbilang 10% dalam kemampuan bersekill dan 90%nya terbilang nekat! (OPTIMIS TANPA SKILL) yang terpenting adalah kemauan. Karna suatu benda tidak dapat berubah, jika tak ada suatu pergerakan yang ingin merubahnnya bergerak. Dan pada akhirnnya merenggek untuk membeli perangkat tekhnologi canggih meski tekhnologi lebih pintar dari pada si pengguna tekhnologi pada saat itu (Gafftek) ”gagap tekhnologi” dan tak menjadi alasan malu, ku ingin menjadi tau. Terkadang kesalahan hanya sedikitpun harus bertannya Tanya yang terkadang si pemberi tau malas untuk member tau. Hingga di selah waktu bertannya ‘akankah kau mati dalam ilmumu dan tak ada generasi yang tau tentang ilmu mu?.. ‘ yang terlintas dalam pemikiranku.. hari hari yang sangat cukup melelahkan dalam berpergian kesana kemari mencari ruang pembatas alamat induk berbondong bondong layaknnya sekumpulan kerbau teratur oleh jam waktu tersusun. Hingga penguji keterampilanpun seaakan cepat termakan waktu yang berjalan tanpa lelah di kotak penyimpan batrei. Terasa sekejap hingga kamipun berdiskusi untuk membuat pencetak jalur rangkaian yang akan di eksekusi keberhasilannya nanti.. di pengujung bengkel yang berdebu ilalang merayap serangga kecil yang setia pada suasana……………………………… Dan surat kelulusanpun mengiringi matrai tertera pada alamat yang di tuju, ketika bersamaannya sosok pelengkapku tiba mendarat di nasubariku yang datangnya tidak di duga duga. Selekas pulang dari bukit pelepas moment berseragam meramaikan kelulusan, akupun bersinggah sejenak di tempat pengyinggah sang pelengkap hati yang tak di duga akan melengkapi. sambil bercerita cerita tentang panjangnnya cerita cerita yang telah terlewati dimasa itu seakan lengkap untuk hidup saling membutuhkan satu sama lain. Terasa hari hari berwarna yang tak bisa terlepas karna bakunnya berinteraksi komunikasi dengan setiap lawan jenis, memakukan batu bekunya hati yang perlahan mencair di hantam palu. Tak lama Berkunjungnnya waktu hingga tak tau lagi untuk membisukan hari di pertengahan gelapnya malam dan sejuknnya pagi terasa cepat berusai yang tak tau apa penyebab permasalahan berjalur seperti angin yang tak menentu arahnnya beralur. Hingga hatipun beku kembali saat waktu ter eksekusi dengan suara terekam dalam ruang penyimpan yang sedikit tak terwat menimbulkan sebab akibat. Munculnnya kotak surat dalam ponselku yang bertulisan “blablablabla” membuat rasa mengeras kembali dan mungkin tak akan mencair..
di waktunya tiba untuk lebih terfokus untuk mencari lapangan sesuap nasi. Walaupun pada ujungnnya tersinggkir oleh muaknnya system alur uang seleksi, suapan suapan yang kini masih terjangkit dalam kumpulan data fiktif.. pada 1 tahun ku menganggur selekas kelulusan menengah atas (2009-2010) tepatnnya. tak tau lagi arah kemana untuk mencari peluang yang seakan termakan oleh data data fiktif lembaga permainan kelas tinggi. Tersinggkir hannya dengan pangkat uang dan bumbu bumbu lainnya seakan terselip pada map map prestasi. Mungkin ini udah jamannya yang tak lagi lazim untuk berkata lumrah. Hingga di kesibukan ku untuk berdaganng bumbu bumbu dapur pokok, pemenuh keringnnya perut terselip waktu yang tak cukup untuk ku tetap diam di tempat.. inginnya berannjak di luar dengan bannyaknnya relasi kawan hingga berpengalaman, meski pada saat itu penghasilankku lebih baik dari pada pegawai yang selalu tertunjuk oleh pimpinan perusahaan.. dan sampai sampai, barang barangku kadaluarsa termakan waktu yang kerap menghantui di selah waktu yang belum siap menerima untuk lebih terfokus di ruang sempit tersebut..
 (2010)
awal di suguhkannya beberapa pilihan untuk menambah ceritaku lebih panjang seiring bersamaannya ku mendapatkan 2 pekerjaan yang telah terpanggil dan langsung bekerja di saat itu. Namun hati kecil berkata lain untuk lebih memilih ku untuk berfikir lagi.. meski dari rata rat aku terbilang bodoh! Untuk menempati tempat tersebut. Karna rata rata kemampuan ku berfikir yang bersertifikat ter eksekusi dalam kertas dengan nilai huruf capital (D) yang berbobot 97 anak yang agak di bawah rata rata… tak peduli orang berkata apa, yang terpenting niatku baik untuk melangkah lebih baik meski di beberapa orang yang tidak bisa mengikuti karna factor sesuap nasi yang selalu bercubitan dengan kebutuhan pangan.. dan pertemananpun menjalin kembali dengan tak memandang umur hingga saling menghargai satu sama lain, Saling mengerti dan memahami situasi di setiap langkah. walaupun masih terlihat lagi ikatan yang dahulu sempat bersamaan kesana kemari berbicara, nongkrong, jalan bareng yang telah tersibuki oleh tugas tugas pelengkap materi. Hingga tak tau lagi apa itu pelengkap situasi yang kerap tak ada lagi di dunia yang tak selalu nyata untuk ku menjadi fakta. Dimana rindu selalu terbayang menghampiri cerita hayalan bersinggah di sudut ruang yang tak tau nantinnya menjadi nyata dan bukan halusinansi. Seringnnya berhayal membuat otak kini kian hari ber 5 dimensi meski tak bisa ku genggam lagi untuk bisa ku genggam dan rasakan hangatnnya sebuah komunikasi. Yang ada hanyalah datang pergi begitu saja tak jelas kemana obrolan itu berada termakan sinyal pulsa kini kerap termodifikasi.. menantikannya sosok peri cantik yang dapat melirikan hati batin bercermin balik memantul sinyal positive dari ruang yang tak begitu sempit untuk ku singgahi.. namun itu tak seinstan mie instan yang semuannya instan., sebelum menjadi instan harus melalui proses yang tak semuannya instan.. sehingga mie itu terbilang instan.. seandainnya saja itu hadir kembali meski dalam sosok yang berbeda untuk jadikan selamannya cerita di pengujung masa yang akan di tanam dalam ruang liang lahat di temani kain kafan dan tanah, tergerogoti serangga hama.. meski cara berfikirku tak sempurna seperti orang yang terbilang normal biasannya. Namun ku ingin hidup ini sempurna meski bannyak kekurangan dan saling melengkapi. Inginnya kembali melihat apa yang sebenarnnya akan ter jadi hari esok nanti seakan menggigitkan jari. Mengandaikan lentik jari buah hati yang mungkin kini banyak orang nanti, meski kini ku belum pada ujungnnya tereksekusi kembali hasil akhir ku mengakhiri berfikir ku saat ini (2012). Cukup terusik sedikit, hingga kini pada akhirnnya bertannya tannya dan berkaca untuk bertannya kepada diri sendiri tentang kemampuan ku yang tak lepas dari ketidak tauhuan dalam tekhnologi yang kini kian hari kian melambung jauh dari jidat yang selalu kerut ketika pembimbing menggelar pentas pertunjukan aksi seni.. tak luput juga untuk bertannya tannya meski sedikit bannyak yang gak tau dan rasa ingin tahu..
Oh ia, ada yang cukup menarik.. Kebetulan di saat waktu yang regang dan cukup luang, sahabat mengajak mencoba berinspirasi untuk melakukan suatu hal yang baru untuk memulai usaha kecil kecilannya. Di sore yang cukup terbilang cerah. Kita berdua menyiapkan segala keperluan tempur kita untuk besok berjualan di ‘kabupaten soreang’ hahaha.. dan singgah sejenak pada tempat yang gak begitu ramai lesehan penjual bajigur yang di temani gorengan hangat.. cukup berasa suasanannya, di saat malam mulai melarut pagi.. dengan terencana esok pagi menggentikan aktivitas omnya, yang pada waktu itu berhalangan mengisi rutinitas kerjanya sebagai jualan pasar kaget minggu tepatnya di soreang kabupaten.. lumayan cukup berkesan dan menyenangkan, bahwa untuk mencari uang recehanpun kita harus belajar dan bersabar. Apalagi di saat pelanggan mengantri untuk membeli’ sate naget dan burger’ banyaknya pembeli terkadang membuat kita berdua tersibuki pesanan.. menyenangkan sungguh.. yang semalamnya terlalu malam untuk terlewati dan masih terlalu pagi untuk di nanti.. perjalanan yang cukup amat tersentuh dengan rutinitas yang omnya jalankan.. yah, memang sih terbilang merintis.. namun kesuksesaan itu tak semudah seperti mie INSTAN yang sepenuhnya INSTAN.. seakan semuanya menjadi keluarga saling memberi dan mengasihi..

tulisan ini saya tulis, karna saya ingin menulis.. bahwa menulis adalah suatu hal yang mennyenangkan meski dalam tulisan ini tak lepas dari pro dan kontra di setiap masukan komentar pada saat saya menulis. Walau terbilang bukan cetakan dari pena yang selalu orang beli di warung warung dan toko toko alat tulis terdekat lainnya.. namun kini Terbantu oleh teknologi yang cukup mampu memproses, manipulasi, menyimpan, dan mengkontribusi. Kini tulisanpun dapat berubah menjadi tersusun rapih meski kata isi si penulis/ ketik tak sepandai bahasa Indonesia yang fasih baik dan benar dalam penulisan makna tulisan rapih..  kekurangan hannya milik makhluk kecil yang berada di peradaban siklus alam dan yang sempurna adalah sang actor pencipta alam ini..

Ragil Tirto Adhi Soerjo..

Selasa, 10 April 2012

Kau yang dulu pernah ada.. dan kini tak ada!


Kau kasihku yang tak pernah lepas dari mimpiku, kau yang tak tau apa isi hatiku bersuara ketika tak ada lagi pesan kontak surat di ponsell ku dahulu Kini termakan arus radiasi berbelit sinyal pemancar diudara, lalu  gemetar ketika kau hadir tiba tiba di depan mata yang seharusnnya tiada. Seakan menjadi coretan puitis di setiap jalan jalan pergi pulang ku melangkah, entah rasa ini yang selalu membingungkanku untuk menjawab ia dan tidaknya dalam memutuskan suatu tindakan. Lambat launnya jam berputar ke sebelah kanan seakan tak pernah berhenti untuk melewati setiap garis pembatas dan angka angka untuk menandakan waktu itu berada. hingga penjual batreipun tetap memprodukksi agar si jam dapat berputar sebagaimana mestinya jam itu berputar. Rasa yang dulu terhampiri oleh  hangatnnya saling memiliki meski itu tak bisa lagi ku miliki kekal, namun mungkin ku memilikinya kembali dan Berfikir untuk reality dengan tak lepas dari sugesti dari sebuah kata (kemungkinan). Kemungkinan yang terbesar adalah memperbesar dari sedikit kemungkinan yang tak pernah henti untuk di lintaskan dalam cara berfikir ku, kini. Hanya dapat bercermin di layar kaca yang cukup untuk ku jinjing meski itu sedikit berdebu atap yang mungkin tak selalu ku bersihkan pada setiap hari. Dan ketika rasa rindu itu memuncak hingga ku terbangun dari nyenyaknnya malam yang seharusnya tak bisa ku tinggalkan dari tempat tidurku dan tak bisa kembali pada nyenyaknnya malam yang hening bernuansa uji nyali pada tontonan televisi, tepatnya seperti pada malam jumat yang penuh mistis  Bertannya Tanya mengapa ku saat ini??. Seperti tak ada lagi cahaya terang yang berwarna seperti pelangi  seakan selalu setia pada reda hujan tiba mengguyur bumi ketika awan telah berganti gelap.. inginnya ku menunjuk bintang di selah langit gelap pada rembulan terang dan memantulkan cahayanya ke wajahmu yang penuh aura pesona rembulan.. ingin ku mendekap untuk sekali lagi menghangatkan tubuhmu atau menggegam tangan mu di saat kau sendiri dan tak ada yang berada di sampingmu.. Mealayang seperti pesawat di udara yang lepas dari petir hujan dan angin hingga tak ada lagi bencana pesawat jatuh dari udara yang kini kerap berada di cetakan Koran berita pada tiap tahunnya. Dahulu.. esok...  dan sekarang hari hari pun seperti misteri yang tak tau apa yang terjadi, karna tak ada yang tau hari esok untuk di prediksi walaupun orangorang kelas tinggi pakar peneliti memutuskan sidang diskusi. Tak luput dari tanda Tanya (?) mempertannyakan ke akuratan dalam memprediksi yang seharusnnya terjadi dan tak terjadi.

 Ragil Tirto Adhi Soerjo..

Kamis, 19 Januari 2012

Apakah ada yang salah dengan "menghayal"???!

lagi lagi ini yang selalu sering orang katakan kepada saya di saat saya sedang berimajinasi atau bisa di bilang sedang menghayal ("jangan sering melamun kalo masih muda! gemana entar tuanya masih muda udah bannyak melamun!!").. dan ini adalah kataan yang mungkin sering terjadi di situasi saat sedang menghayal serius atau terbawa suasana berimajinasi.. hehe :p kata tersebut udah tak asing lagi terdengar di telinga saya, sih.. awalnya semua biasa saja, namun saya beranggapan itu cuman sekedar tak selebih guyunan canda gurauwan.. hingga lambat laun suara suara itu muncul kembali lagi di saat situasi yang masih terlalu pagi untuk saya jawab. sayapun hanya tersenyum melihat orang tersebut bersuara di depan saya tepatnya.. dan jika saya boleh untuk bersuara: ("kemungkinan yang terbesar adalah memperbesar dari sedikit kemungkinan, karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini untuk menjadi nyata yang berawal dari sebuah berimajinasi hayalan"). jadi apakah ada yang salah dengan menghayal??!..toh itu, tak mengganggu aktivitas orang lain dan tak merugikan orang lain terutamanya.. kenapa harus disalahkan atau di larang??.. bebaskan!!?.. jadi tak ada pihak pihak yang di rugikan atau merugikan.. tetapi saya pun menerima suara suara itu, karna suara suara tidak untuk di penjarakan!!! ok, bicara tentang kata NORMAL. terkadang banyak juga yang beranggapan kata Normal itu hanya milik segelintir orang sajah.. namun saya beranggap lain,  "kata Normal yang dinyatakan Normal untuk dirinya sendiri yang menyatakan Normal, belum tentu juga Normal untuk orang lain".  karna Persepsi baik dan buruk kita jelas tak sama dan tentu jelas berbeda yang tak bisa untuk disamakan... dan mengapa di dunia ini selalu memperdebatkan suatu perbedaan itu menjadi konflik konflik yang merenggut/ memakan nyawa seseorang.. toh yang menciptakan kita juga, menciptakan bumi ini berbeda berbeda dan banyak macam macam kehidupan di dalamnnya sehingga sebuah perbedaan itu menjadi indah dan mennyenangkan.. sehingga Tuhanpun menciptakan "CINTA" yang mana bisa menyatukan sebuah Perbedaan itu menjadi indah dan menyenangkan.. contoh hal dari yang kecil saja; seperti halnya kita belajar seumur hidup yang dari sekian ilmu banyaknnya di bumi ini, namun kita hanya belajar matematika sajah seumur hidup kita sampai mampus.. bosen juga kan?? malah suntuk dan begitu menyedihkannya, itu itu melulu dan tak ada yang menarik untuk hidupmu. gak kebayang deh!!!... sebab ilmu di bumi ini banyak pengetahuannya dari 'A' sampai 'Z' ada...

Ragil Tirto Adhi Soerjo..